Sabtu, 15 September 2012

Ssiswa SMPIT Ruhul Jadid Kunjungi DPRD Kabupaten Tangerang



Kiritik Wakil Rakyat lewat lagu Iwan Fals

Bagi anggota Dewan Perwakilan Rakyat menerima kritikan atau protes dari para mahasiswa , aktifis LSM ataupun dari wartawan mengenai kinerjanya sudah biasa. Namun  bagaimana jika kritikan tersebut keluar dari mulut pelajar yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama.

Berita negative mengenai kinerja anggota dewan yang muncul di berbagai media cetak maupun elektorik menimbulkan  rasa penasaran bagi ratusan Pelajar SMP Islam Terpadu Ruhul Jadid yang berlokasi di jalan Kutruk Kecamatan TIgaraksa. Mereka ingin mengetahui apa tugas pokok dari para anggota dewan tersebut karena yang mereka tahu selama iuni banyak anggota dewan yang  kerjanya hanya tidur atau jalan-jalan saja. Bahkan salah seorang siswa tersebut  saat dialog dengan anggota DPRD Kabupaten Tangerang  sempat menyanyikan lagu Iwan Fals berjudul wakil rakyat untuk menyampaikan kritikannya.

“Kami ingin tahu apa yang dilakukan para anggota dewan sebenarnya, apakah benar apa yang kami lihat selama ini bahwa mereka hanya tidur atau jalan-jalan saja, ungkap Azam Zakwan (13) siswa kelas 8 SMP IT Ruhui Jadid.

Kunjungan Ratusan siswa ini adalah dalam rangka menerapkan CTL (contextual teaching learning) yaitu proses pembelajaran yang langsung ke pusat kegiatan masyarakat yang dalam hal ini adalah DPRD Kabupaten Tangerang. Dengan kegiatan ini siswa langsung berinteraksi dengan objek sumber belajar mereka.Tim Redaksi

Belajar Mujawwidul Qur'an

Alhamdulillah salah satu kegiatan ekstrakurikuler mujawwidul Qur;an (membaca Al qur'an dengan lagu) mulai bulan September 2012, di Pesantren Al Qur'an Terpadu SMPIT Ruhul Jadid Tigaraksa Tangerang Banten.

Ekskul unggulan yang telah lama di tunggu ini di bimbing oleh tim Al Qur'an yaitu Ust. Fajri, Ust. Rahmat dan Ust. Hafidz dengan pembagian 2 kelompok yaitu kelompok putri dan kelompok putra. 

Dalam pertemuan pertama hari Sabtu 15/09/2012 ust Fajri mengatakan kepada para peserta, bahwa "tujuan dari adanya Ekstrakurikuler Mujawwidul Qur'an ini adalah untuk menyalurkan minat dan bakat santri SMPIT Ruhul Jadid dalam bidang seni membaca Al Qur'an". Lebih lanjut menurut ustad Fajri yang juga menjabat sebagai kepala sekolah ini, "dengan adanya Ekskul Qur'an SMPIT Ruhul Jadid mampu melahirkan para Qori' dan Qori'ah yang bisa langsung terjun ke masyarakat dalam rangka menyampaikan da'wah Al Qur'an.

Berikut contoh-contoh materi yang di ajarkan di kegiatan Ekstrakurikuler Al Qur'an di SMPIT Ruhul Jadid.  Tim Redaks






i

Rabu, 05 September 2012

Guru SMPIT Ruhul Jadid Ikuti Multiple Intelligence Training

Pada tanggal 9-10 Agustus 2012 yang lalu, Yayasan Al Qur'an Terpadu Ruhul Jadid, mengirimkan 6 orang guru untuk mengikuti pelatihan Penerapan Multiple Intelligence (MI) pada Sekolah, di Lembaga Training Lazuardi-Next Jakarta Selatan. Mereka yang mengikuti pelatihan adalah 3 guru dari SMPIT dan 3 guru SDIT Al Qur'an Terpadu Ruhul Jadid.

Dalam pelatihan yang juga diikuti 50-an guru dari perwakilan sekolah-sekolah se-Jabodetabek ini, guru-guru diberikan pengertian bahwa semua siswa adalah para juara, semua siswa adalah cerdas, tidak ada satupun siswa yang bodoh. Lebih lanjut Pak Iswoyo salah satu trainer menjelaskan bahwa karakteristik siswa akan senantiasa memiliki kecerdasan dan kelebihan, nah tugas dari guru lah harus membuka pintu-pintu kecerdasan yang ada pada seorang siswa. Ketika seorang siswa kurang mampu menyelesaikan tugas-tugas pelajaran matematika, maka bisa jadi dia dengan cepat bisa menyelesaikan soal-soal bahasa Indonesia, lanjut pak Is, panggilan sehari-harinya.

Menurut Prof. Howard Gardner, ada 8 kecerdasan yang dimiliki oleh manusia. Kecerdasan itu adalah cerdas bahasa (linguistik), cerdas gerak, cerdas sosial atau bergaul, cerdas musik, cerdas gambar atau visual, cerdas angka, cerdas diri, dan cerdas alam.

Pada implementasinya cerdas bahasa akan menjadikan seorang siswa ahli dalam bahasa, sastra, presenter, reporter, atau penyiar berita. Seorang siswa yang memiliki kecerdasan gerak, akan menuntunnya menjadi seorang atlet. Cerdas sosial atau bergaul akan menjadikan seorang siswa di hari tuanya akan menjadi bisa aktivis sosial, pecinta alam atau penggiat LSM. Kecerdasan musik, pada akhirnya akan menjadikan seorang siswa sebagai seniman, komposer, produser musik dan lain-lain. Begitu juga dengan kecerdasan-kecerdasan lain, katakanlah kecerdasan angka, akan menuntun anak menjadi seorang ilmuan.

Jadi seorang guru tidaklah harus bersedih dan juga tidaklah terlalu berbangga pada siswa yang pada satu sisi lemah dalam pelajaran matematika tetapi terampil dalam pelajaran olahraga. Nah yang harus diperhatikan adalah bagaimana seorang guru harus membuat strategi belajar sebagai alat atau media agar para siswa yang memiliki berbagai kecerdasan tadi, mampu menangkap pelajaran yang sedang atau akan diajarkan oleh guru. Fajri